Karena setiap kita pasti memiliki masa lalu.
Setiap kita pun memiliki sekumpulan rasa dalam menghayati ragam peristiwa di masa lalu, di masa kini juga ke masa depan. Kita sepakat sekumpulan rasa menyenangkan, setiap jiwa mudah menerimanya karena selaras dengan keinginan jiwa. Namun bagaimana dengan sekumpulan rasa tidak menyenangkan? bahkan yang buruk, yang menyakitkan dan menimbulkan trauma. -Anger Management (Hal. 27)
Seolah tertohok dengan Paragraf diatas, saya kemudian terhanyut di setiap halaman Buku yang mempunyai 213 halaman ini. Dalam hati muncul pertanyaan, "mengapa baru dipertemukan dengan buku ini sekarang? karena kalau bisa baca dari sekian tahun lalu, mungkin keadaannya akan berbeda. Mungkin seorang Hani tidak akan menjadi Hani yang sekarang, yang penuh dengan rasa kecewa dan tidak tahu harus berbuat apa.
Tapi, Buku ini juga menyadarkan saya bahwa semua yang saya jalani dalam hidup, sudah digariskan dan akan terjadi sesuai seharusnya, dan semua itulah yang terbaik. Allah Swt. Sang Maha Pengatur segalanya mempunyai rencana yang pastinya indah untuk setiap umatNya, termasuk Saya. Dipertemukan dengan Buku ini adalah salah satunya.
Alhamdulillah..
Hari pertama saya membaca buku ini, saya hanya sanggup hingga halaman ke 30, setelah itu saya tidak bisa menahan tangis yang pecah begitu saja. Suami yang melihat itu pun bingung, dan setelah saya jelaskan mengapa, Suami mengambil buku ini dan membaca beberapa halaman kemudian menyimpannya. Dan memeluk saya, erat.
Saya yakin, Suami saya tahu apa yang ada di benak saya saat itu. Luka mendalam yang bermula dari awal kehamilan Anak pertama kami, yang ternyata membekas dan melukai batin saya sebagai seorang Ibu, yang saya tidak mengerti mengapa rasanya begitu dahsyat. Namun juga ada luka di masa lalu, yang dirasakan Hani kecil, yang ternyata belum hilang hingga saat ini, dan menjadikannya tumpukkan sampah emosi.
Judul : Anger Management
Authors : Dandi Birdy & Diah Mahmudah
Jumlah Halaman : 213
Penerbit : Zenawa Publishing House
Anger Management. Apa Isi Ransel Emosimu?
Di dalam buku ini, Penulis memberikan gambar sebagai ilustrasi bahwa setiap Individu dengan bawaannya (tas, dompet, ransel, koper, dll.) yang terlihat jelas oleh mata, sebenarnya membawa "Ransel" lain yang tidak bisa kita lihat begitu saja. "Ransel" itu adalah Ransel emosi.Ransel Emosi bisa berisikan bermacam-macam emosi, dengan volume yang beragam pula. Satu orang mungkin saja membawa "Ransel" emosi yang isinya hanya sedikit, namun ada juga yang isinya sangat banyak, sehingga mampu membebaninya tanpa ampun, dan jika tidak dikelola dengan baik, maka isi "Ransel" itu bisa saja membunuhnya perlahan.
Digambarkan seorang Ibu yang isi "ransel" emosinya adalah perasaan duka yang belum tuntas, ada juga seorang Mahasiswi yang mengalami kecemasan akan kegagalan skripsinya, atau seorang Karyawan yang patah hati karena perceraian yang dialaminya, dll.
Lalu bagaimana dengan kita?
Apa isi "ransel" emosi kita saat ini? seberapa banyak isinya? akan kita apakan isi "ransel" tersebut?
Karena jawaban dari semua pertanyaan diatas, dapat mengubah dan menentukan kualitas hidup yang kita jalani, di sisa umur kita sekarang.
Anger Management. Proses dan Pulihkan Emosi Negatif
Buku ini juga mengingatkan, betapa saya, saat ini, masih dihantui masa lalu, yang menyakitkan, membuat kecewa yang teramat sangat, ada rasa tidak menerima kenyataan, dan bingung harus bagaimana, takut bicara ke orang lain, tapi juga tidak mampu menjalaninya sendirian.Saya harus bagaimana?
Support system, apa kabar circle terdekat dan "Ring 1" di hidup saya? apa mereka tidak ada untuk membantu?
Mereka ada, namun mungkin mereka juga bingung harus men-gapakan diri saya, atau jangan-jangan mereka tidak mengerti keadaan saya sehingga saya harus berusaha keluar dari "lubang" ini dengan cara saya sendiri.
Buku ini membuka mata saya bahwa, saat begitu banyak emosi negatif yang belum dilepaskan, maka tidak mustahil akan menimbulkan banyak masalah baru lainnya yang saya alami. Karenanya, harus sesegera mungkin saya proses dan pulihkan.
Lalu apa yang menghambat saya untuk memproses dan memulihkan emosi negatif itu?
Jawabannya banyak, semua ada di pikiran dan mengganggu hati saya. Sepelik itu ternyata "tabungan "emosi" yang tertahan selama ini. Saya salah kalau membiarkannya terus terjadi, menjadi penghambat di hidup saya, dan pasti akan berdampak kepada Keluarga saya tercinta.
Saat kalian membaca buku ini, kalian juga akan tertantang untuk menjawab pertanyaan, "mengapa ransel emosi kalian tetap penuh selama ini?". Ada banyak faktor yang dijabarkan, mungkin salah satunya adalah milik kalian.
Anger Management. BAB 2 - Alur Kisah Kanvas Rasa
Bab 2 adalah Bab dimana setiap halamannya membawa saya ke "mesin waktu" dari masa kecil hingga saat ini. Kilatan-kilatan memori di masa lalu kembali seperti teror yang menghantui dan sangat menakutkan. Ada beberapa memori yang ketika dia datang, saya langsung menutup mata seolah gak sudi mengingatnya karena itu akan menabur garam terhadap luka menganga yang rasanya sakit sekali jika diingat.Mungkin, itu adalah kanvas hidup dengan warna terburuk di hidup saya, sepanjang saya hidup. Tentu tidak semua memori masa lalu saya jelek semua ya, banyak juga yang baik dan indahnya, yang menjadi penyemangat saya menjalani hari-hari dan terus mengejar mimpi satu-persatu hingga saat ini.
Alhamdulillah, hidup saya juga dikelilingi orang-orang baik yang tulus, sayang, dan menerima saya apa adanya. Namun, kesibukan masing-masing dan jarak seringkali membuat saya enggan untuk menghubungi mereka untuk sekedar sharing melepas uneg-uneg di hati. Akhirnya saya kembali membuka laptop dan melanjutkan tulisan-tulisan saya.
Di BAB ini, kalian juga bisa menemukan "diri kalian" dengan semua yang sedang dijalani saat ini, dengan permasalahan dan beban sendiri-sendiri. Yang entah kalian mengelolanya dengan baik atau sebaliknya.
Anger Management - Framewok ala Dandiah. Control Your Anger Before It Controls You
Pada Halaman ke 94. Kita akan diajak mengenal Framework Anger Management ala Dandiah. Terdapat ilustrasi bagaimana orang yang bersumbu pendek dan bersumbu panjang, sebagai gambaran mereka mengelola emosinya dengan cara masing-masing.Terdapat beberapa teknik yang sampai sekarang saya masih "meraba-raba" beberapa diantaranya. Seperti :
- Teknik relaksasi
- Teknik berhitung 1 - 10,
- Teknik Kura-Kura (Turtle Technique),
- Reframing,
- DLL.
Beberapa Teknik diatas dapat mengajarkan kita untuk meredam amarah. Bagi Muslim, terdapat Teknik yang merupakan Sunnah Rasulullah yang dapat dilakukan. Pendekatan secara Spiritual yang sangat besar manfaatnya dalam meredam emosi kita.
"Ingatlah bahwa di dalam Jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika Ia rusak, maka rusak pula seluruh Jasad. Ketahuilah bahwa Ia adalah hati (jantung)". (HR. Bukhari No. 52 dan Muslim No. 1599).
Sampai ke halaman 98 saya mulai tertegun lagi. Saya menyadari ada emosi yang selalu terluap, lagi dan lagi, kadang tidak mengenal waktu dan tempat, kadang saya merasa sangat kehilangan akal dan bahkan saya berubah menjadi saya yang "beda". Itu bukan saya yang sebenarnya, saya takut dengan semua pertanyaan di kepala saya sendiri.
Setelah semua meluap, saya merasa limbung dan aneh sendiri, saya kembali menjadi diri yang sebenarnya, dan semakin ingin menyembunyikan diri saya di lubang paling dalam. Enggan bertemu banyak orang dan berinteraksi karena tiba-tiba merasa "kecil" dan tidak layak dijadikan teman siapapun.
Jawabannya mungkin memang yang ada di halaman (98) ini, karena ransel emosi saya sudah terlalu penuh dengan gelombang emosi di masa lalu, yang membuat saya merasa lelah di masa yang sekarang, dan begitu banyak kekhawatiran tentang hari esok.
"Aaah, sungguh saya belum selesai dengan diri saya sendiri"
Saya bertekad untuk bisa mengkontrol emosi saya, dan tidak mau lagi dikendalikan olehnya. Saya harus berjuang untuk keluar dari "lingkaran setan" ini. Sudah saatnya,demi Keluarga saya terutama Anak-Anak. Dan jika saya memang harus menemui Ahlinya (misal : Psikolog) untuk membantu saya, mengapa tidak?
Yang jelas, saya harus semakin mendekatkan diri terhadap Sang Maha Pencipta yang sudah menganugerahkan saya semua pengalaman selama saya hidup.
Lembar demi lembar saya tuntaskan dengan uraian air mata (lagi), biarlah orang bilang saya cengeng, tapi memang dengan menangis hati saya merasa lebih lega dan saya akan merasa lebih baik (walaupun setelahnya saya pasti sakit kepala. LOL). Buku ini sangat - sangat luar biasa. Dan saya juga menemukan bonus berupa Anger Management For Kids yang pasti akan sangat berguna di kehidupan saya sebagai Ibu (Orangtua) dalam membantu Buah Hati mengelola emosinya.
Saran Untuk Calon Pembaca
Saat kalian memutuskan untuk membeli dan membaca buku ini, sebaiknya siapkan dulu diri kalian secara mental dan perasaan, karena mungkin akan banyak kalimat yang "nonjok-nonjok" kalian. Sekali merasa "terikat" dengan buku ini, kalian pasti enggan berhenti untuk membuka halaman demi halaman selanjutnya yang semakin "jlebb".Ucapan Untuk Penulis
Terima kasih Teh Diah dan Mas Dandi yang sudah menulis buku ini. Tolong cetak lagi lebih banyak supaya semakin banyak orang juga yang tertolong jiwanya, dan tidak berakhir di kematian yang sia-sia. Karena hidup di Dunia terlalu berharga dan harus dijalani sebaik mungkin, demi kehidupan abadi setelahnya yang kita semua harap adalah SurgaNya.Semoga Teh Diah & Mas Dandi senantiasa dalam perlindunganNya, dan buku ini menjadi ladang amal jariyah, Amiiiin.
Sejujurnya, membaca buku ini tidak cukup sekali, saya ingin mengulangnya berkali-kali karena banyak pembelajaran yang ingin saya terapkan di hidup saya sendiri. Terutama tentang, Self Healing dan mengosongkan "Ransel" emosi.
Bismillah.