"Maah, Kakak boleh main game sekarang gak? katanya tadi boleh main game kalau udah belajar"
"Hemmm.. karena sekarang Kakak sudah mulai suka main games, gimana kalau sekalian belajar bikin games aja, mau gak?"
"Mau Maaaaah!"
Begitulah kira-kira obrolan Saya dengan Si Sulung Alfath yang memang sudah mulai punya ketertarikan dengan Permainan. Saya sendiri sangat mengerti dengan keadaan semenjak Pandemi tahun kemarin, semuanya menjadi serba membosankan terutama bagi Anak-anak, karena dunia bermainnya yang serba terbatas. Sebagai Orangtua, jadi tertantang harus pintar mengkondisikan Anak untuk fun learning entah itu di luar Rumah (walau sekedar di halaman dan menahan dulu untuk tidak bermain bersama teman), maupun bermain di dalam Rumah.
"Sabar dulu ya Kiddos! Akan tiba waktunya kalian dan teman-teman lainnya kembali leluasa bermain outdoor", itu yang selalu saya ingatkan ke Anak-anak tersayang.
Semua mainan di Rumah kami kerahkan supaya bisa membuat Anak-anak tetap betah bermain supaya keceriaannya terjaga. Penting untuk saya melihat senyum mereka, karena itu salah satu kunci untuk mereka bertumbuh dan berkembang dengan baik. Ditengah permainan mobil-mobilan, permainan kayu, lego, dan lainnya, ada satu satu hal tidak dapat dipisahkan dari Anak-anak zaman now, yaitu Teknologi yang semakin berkembang di era ini.
Banyak pembaharuan yang setiap saat harus kita pelajari. Saya dan Suami sebagai Orangtua pun gak mau ketinggalan untuk terus meng-upgrade diri seiring niat kami yang ingin mendampingi Anak-anak selama yang kami mampu, tentu dengan ilmu yang harus mengimbangi. Generasi Z itu keren-keren semua, baik dari cara berpikirnya, kecepatan menangkap informasi, hingga mudah beradaptasi dengan perkembangan zaman. Setuju gak sih, Parents?
Karenanya, saat Alfath yang sudah berusia tujuh tahun mulai menyukai main games, tidak kami larang. Namun kami pandu dan pantau, karena game yang dimainkan harus yang sesuai usianya dan mempunyai nilai edukatif. Juga, saat ada kesempatan untuk Alfath belajar membuat games sendiri, tidak kami lewatkan, apalagi disaat Alfath-nya mau dan excited dari awal ditawari Coding Class di Educourse.
Berkenalan dengan Educourse
Educourse ini merupakan Sebuah Startup atau Perusahaan rintisan yang bergerak di bidang teknologi Pendidikan. Educourse berfokus kepada persiapan Pendidikan masa depan dengan metode STEAM Learning yang terintegrasi kepada lima disiplin ilmu, yaitu Science, Technology, Engineering, Arts, Mathematic.
Educourse berdiri pada bulan Juni 2020 tahun lalu, langkah berani yang dilakukan di kala Pandemi. Karena memang justru semenjak Pandemi dan semua beralih ke yang serba online termasuk pembelajaran, Para Orangtua berlomba untuk mencari tempat belajar terbaik bagi Buah Hatinya. Itu jugalah kesempatan yang dimanfaatkan dan menjadi awal langkah bagi Educourse untuk berbagi ilmu dengan metode pendekatan terkini, yang tentunya secara kualitas tidak dapat diragukan lagi.
Keputusan yang sangat tepat, terbukti dengan banyaknya Siwa yang sudah mencapai 11,598 orang dalam kurun waktu 12 bulan saja. Saat ini Educourse sedang tahap Fundrising, yaitu tahap pencarian dana pengembangan, dan good news-nya adalah Educourse memenangkan Indigo Telkom sehingga tidak lama lagi, tepatnya bulan Agustus ini Educourse akan mendapatkan investasi dalam stage seed. Yeayy, Masya Allah keren sekali Educourse!
Beberapa yang dapat dipelajari di Educourse adalah :
- Coding for Kids
- Robotic
- Bahasa Asing
- Science
- English Code
Di Negara-negara yang Pendidikannya maju, semua pembelajaran diatas sudah diterapkan. Karenanya saya sangat bangga, Educourse memberikan kemudahan kepada Anak-Anak Indonesia untuk mempelajarinya juga dengan suasana yang menyenangkan. Apalagi setelah saya tahu bahwa Pendidikan di Tanah Air pun akan mengarah ke STEAM Approach, 5-7 tahun ke depan. Dan Educourse ini mengambil langkah berani untuk mengawalinya dengan mengenalkan STEAM movement.
Tak hanya itu, pada tahun 2018-2019 Educourse sudah memberikan kontribusinya untuk Pendidikan di Indonesia dengan membantu mengelola shortcourse 657 Siswa, Guru berprestasi, dan juga Kemendikbud untuk belajar di kursus singkat (Short Course) di Korea dan Jepang untuk belajar STEAM Learning.
Coding Class Educourse Pilihan Tepat Anak Belajar Coding
Salah satu hal yang jadi pertimbangan utama saya dan Suami dalam memilih tempat belajar untuk Anak adalah bagaimana cara Gurunya mengajar. Keputusan Ya/Tidak ikut kelas biasanya kami ambil setelah ikut Trial Class. Begitupun saat kami akan mengikutsertakan Alfath di Coding Class, saya ikutkan dulu Alfath untuk masuk ke Trial Class-nya. Semenjak Alfath mulai punya keinginan untuk menentukan kelas apa yang akan dia ikuti, kami memang memberikan keleluasaan sesuai porsinya. Alasannya sederhana, karena dia yang menjalani prosesnya, jadi harus bikin nyaman dan tanpa keterpaksaan.
Alhamdulillah sesuai yang kami harapkan, saat Alfath mengikuti Trial Class di Kelas Coding-nya Educourse, lancar dan mulus banget dari awal hingga kelasnya selesai. Seru lihat matanya Alfath yang "hidup" dan sepenasaran itu seolah ingin segera bisa mengerjakan apa yang Miss-nya ajarkan.
Setelah yakin untuk ikutan kelasnya, Alfath pun dikelompokkan lagi dengan teman-teman di range usia yang sudah ditentukan, yaitu Coding Junone C. Di kelas tersebut muridnya tidak terlalu banyak, sekitar 10 murid, sehingga anak-anak lebih fokus karena mendapatkan perhatian yang cukup dari Miss Pembimbingnya. dalam hal ini adalah Miss Sofia.
Salah satu Game yang Alfath bikin di Educourse |
Kesan pertama saya dengan cara mengajarnya Miss Sofia adalah langsung "klik" di hati, ecieeee. Miss-nya baik, ramah sekali dan luwes saat mengajar Coding ke Anak-anak di Kelas itu. Alfath aja langsung betah belajar, malahan waktu hari pertama katanya Alfath belum puas, durasinya tahu-tahu abis, haha saking serunya yaa jadi gak mau udahan.
Tapi susah gak sih belajar coding itu, apalagi ini kan Anak-anak yang belajar?
Tenaaang, metode pembelajarannya ramah Anak kok, di Educourse Anak akan belajar Coding menggunakan Scratch, yang memang diperuntukkan untuk pemula (murid, Guru, Pelajar, dan Orangtua). Di Scratch, semua murid dapat membuat sendiri Animasi, permainan, karya seni, dan lainnya. Alfath saja di perkenalan pertama dengan pemograman ini langsung dapat menangkap poin-poinnya, sehingga nantinya akan dengan mudah diarahkan. Selain Scratch, di Educourse juga menggunakan Tynker dan Visual Studio Code untuk pembelajarannya.
Yang lucu lagi adalah Papanya Alfath yang kalau sedang WFH, pasti ingin dampingi Alfath belajar Coding, katanya biar sekaligus belajar juga. Baiklah, Mama Hani happy banget jadinya, apalagi setelah kelas selesai pasti ada aja kejutan yang Alfath "presentasikan" mengenai hasil belajarnya saat itu. Seminggu sekali sepertinya kurang, bahkan setelah Sekolah dimulai pun, Alfath selalu gak sabar menunggu hari Sabtu supaya bisa belajar Coding. Se-seru itu Coding Class for Kids ini.
Beberapa Karya (Games) Alfath hasil belajar coding di Educourse |
Semenjak Alfath ikut Kelas ini, saya jadi semakin aware bahwa games itu tidak melulu negatif, bahkan jika didampingi dan diarahkan dengan tepat, akan menjadi skill yang tentunya bermanfaat di masa yang akan datang (future skill). Alfath sekarang semakin mengerti bahwa dibalik permainan seru yang dia mainkan, ada Orang hebat yang menciptakan permainan itu. Sangat memotivasi Alfath untuk menjadi salah satu diantara mereka. Amiiiin.
Sistem pembelajaran abad 21 seperti yang ada di Educourse ini sangat tepat diterapkan ke Anak-anak masa kini. Coding Class for Kids adalah salah satu kelas yang dapat mempersiapkan generasi selanjutnya untuk menyambut masa depan yang semakin penuh tantangan. Saya penasaran kejutan apa lagi yang akan Alfath berikan untuk Kami, sangat menyenangkan melihatnya bertumbuh kembang dengan baik, dan menikmati aktivitas sehari-harinya. Bagi Alfath, belajar di Educourse tidak memberikan beban atau tekanan sama sekali, melainkan seperti zona bermain serunya dia. Kuncinya adalah, pilihlah kelas yang memang merupakan passion-nya.
Saya dan Suami, bangga sekaligus gak nyangka kalau kami bisa mainin games yang dibikin oleh Anak kami sendiri yang masih berusia 7 tahun. Dalam waktu singkat, skill Alfath sudah bertambah dan sepertinya akan terus dia kembangkan kedepannya. Sebagai Orangtua, tentunya kami gak pernah memaksakan Alfath harus jadi apa di masa depan. Selama itu positif dan bermanfaat bagi dirinya dan orang sekitar. Karenanya sebisa mungkin, kami fasilitasi dan support selalu supaya dari kecil Alfath bisa belajar banyak hal tanpa harus mengurangi waktu bermainnya.
Alfath dan Teman-teman bersama Ms. Sofia |
Terima kasih Educourse sudah menjadi "Rumah" yang nyaman untuk buah hati kami belajar dan berkarya. Besar harapan Educourse kedepannya akan semakin maju, sukses, dan semakin banyak Anak yang berkembang skill-nya sehingga bertambah bekal untuk meraih cita-citanya di masa depan. Amiiiin.
Yang ingin melihat animasi atau games apa saja yang dibuat Alfath, boleh lho intipin akun @GalaxyAlfath yang ada di Web-nya Scratch. Masih sederhana, tapi lumayan untuk Anak seusia Alfath dan Teman-temannya, kereeeen!
Bagi Parents yang ingin mendaftarkan buah hatinya ke Educourse juga, bisa langsung follow akun Instagramnya @educourse.id aja untuk mendapatkan info-info terbaru mengenai biaya pendaftaran, jadwal trial class, dan yang lainnya. Ssssst.. banyak promonya lho by the way, mantap pokoknyaaa. Bisa dibilang, Educourse adalah solusi untuk belajar Anak terutama di masa Pandemi ini.
So, Alfath akan bikin Animasi atau Games apa lagi ya kira-kira? Just bring it on, Alfath!