Source : Pixabay |
Sudah banyak kasus Masyarakat Indonesia yang meninggal dikarenakan penyakit ini, tidak hanya dewasa, tapi banyak Anak yang mengalaminya. Harus diakui memang Indonesia termasuk Negara berkembang yang angka vaksinasinya masih rendah, termasuk vaksin difteri.
Saya juga jadi makin bawel tentang kebersihan tangan, apalagi Alfath yang walaupun usianya sudah lima tahun, belakangan suka masukkan tangan ke mulut. Di emut seperti Adeknya yang usia tujuh bulan dan memang sedang fase oral. Karena kita gak pernah tahu bakteri itu bisa jadi ada di tangan kita entah datang dari mana.
Tapi apa sih Difteri itu, dan gejalanya seperti apa?
Kenali Gejala Diteri Sedini Mungkin
Difteri sendiri merupakan satu infeksi yang penyebabnya adalah bakteri Corynebacterium diphteriae. Bakteri tersebut menyerang selaput lender yang ada di hidung dan tenggorokan, juga dapat berpengaruh terhadap kulit.
Apakah Difteri menular? Jawabannya adalah IYA. Difteri sangat menular dan bahkan bisa mengancam jiwa kita, karena itu kita tidak boleh menyepelekan penyakit ini. Ada baiknya kita kenali gejalanya sehingga kita dapat melakukan langkah preventive dan juga penanganan dini sehingga bisa dilakukan pertolongan secepatnya. Gejalanya timbul di hari ke 2 hingga 5 sejak terinfeksi.
Beberapa Gejala Difteri
- Terdapat lapisan tipis, berwarna abu-abu yang biasanya menutupi tenggorokan dan amandel.
- Tenggorokan sakit dan suara menjadi serak.
- Badan demam dan menggigil.
- Terdapat pembengkakak kelenjar getah bening di leher.
- Kesulitan bernapas, atau napas menjadi cepat.
- Badan terasa lemas dan juga kelelahan.
- Batuk
- Pilek yang bisa bercampur darah.
- Batuk keras.
- Penglihatan yang terganggu.
- Jantung berdebar cepat, dan berkeringat.
- Kulit pucat & dingin.
- Bicara ngelantur.
- Dll.
Difteri ini dapat menular melalui beberapa hal seperti udara, melalui benda yang terkontaminasi bakterinya, atau dengan kontak fisik. Anak berusia 5 tahun hingga Orang Dewasa di atas usia 60 tahun dapat terkena Difteri, atau mereka yang belum mendapatkan vaksin difteri.
Karenanya, kita harus segera berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter saat melihat atau merasakan gejala-gejala diatas, jangan sampai terlambat dan terjadi infeksi, karena penyebab difteri dapat menghasilkan racun yang dapat mengancam jiwa saat menyebar dibagian tubuh vital lainnya.
Ternyata, faktor gaya hidup yang tidak sehat menjadi salah satu pencetus risiko difteri ini, itulah mengapa sangat penting untuk kita selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitar kita, karena akan berdampak untuk kebaikan banyak pihak. Selalu waspada saat ada orang bersin di sekitar kita, atau saat minum satu gelas dengan orang lain,
Selain itu, sangat penting untuk melakukan vaksin difteri yang biasanya diberikan melalui imunisasi DPT (Difteri, Tetanus, Pertusis) selama lima kali dari mulai usia bayi dua bulan. Saya jadi ingat waktu Alfath imunisasi di usia dua bulan, tiga bulan, empat bulan, delapan belas bulan, dan saat usianya empat tahun.
Lalu bagaimana vaksin bagi orang dewasa? Ada vaksin yang diberikan untuk Anak diatas usia tujuh tahun dan juga untuk orang dewasa. Manfaatnya sama yaitu untuk melindungi dari tetanus, difteri, dan pertusis. Namanya vaksin Td/Tdap yang harus diulang setiap sepuluhtahun sekali.
Nah Guys, apakah kalian sudah vaksin difteri? Stay health and stay positive yaaa. See you around..