Thank You 2021 for The Lessons & Welcome 2022 : This is Us 3.0

Saturday, January 01, 2022


Akhir tahun 2020 lalu, sempat jumawa karena merasa diri dan Keluarga bisa bertahan dari situasi dan kondisi yang mengkhawatirkan semenjak Pandemi dengan "mudah". Saat itu.. Alhamdulillah semua sehat walau belum bisa mudik ke Garut. Agenda untuk silaturahmi tahunan dengan Keluarga besar di Garut pun terpaksa ditiadakan, kami hanya melakukan video call, sedih namun penuh syukur masih bisa melihat Keluarga utuh seperti Lebaran tahun sebelumnya.

Itu yang terpenting di tengah kondisi Pandemi ini.

Kondisi saya dan Keluarga kecil pun Alhamdulillah baik, walau ternyata di 2021 awal, saya harus mengalami ujian demi ujian yang (semakin) menggerus psikis. Badan ini tetap kokoh berdiri, namun psikologis semakin ambruk tanpa tahu harus kemana mencari pertolongan.

Orang-orang terdekat atau yang saya percaya tentunya tahu kondisi yang sebenarnya saya alami. Hanya kepada mereka saya berani share semua, setelah akhirnya saya punya cukup keberanian untuk memperkecil circle pertemanan, juga kekeluargaan. Ada beberapa kerabat yang dengan berat hati saya tutup akses komunikasinya, karena saya sedang di fase self healing, dan perlu melakukan beberapa tindakan "detox" dari hal yang mudah memicu kondisi mental health saya.

Note : Proses Self healing ini masih banyak yang meremehkan, menganggap lebay, dipikir gak kuat iman, kurang Ibadah, dll. But I don't care anymore, honestly! Not my concern.

***

2021 ternyata tidak cukup memberikan tangisan di awal tahun, padahal di saat yang sama, saya harusnya berbahagia karena adanya rumah baru yang baru saja dibeli. Saya merasakan perasaan yang campur aduk antara senang namun juga ada kesedihan yang sulit ditutupi, dan kemudian setelahnya saya benar-benar roboh pertahanan.

Saya sempat merasa, selesai.

Kehilangan salah satu anggota keluarga terpenting, adalah pukulan berat di pertengahan tahun 2021, saat itu tsunami covid memang terjadi, tapi benar-benar gak nyangka akan mengalami kehilangan juga. Uwa Eyang kami tercinta, berpulang di saat saya tidak berada di dekatnya. Sedih luar biasa karena merasa tak berdaya di kejauhan, hanya bisa melakukan yang terbaik semampu kami disini.

Gak selesai disitu, kabar-kabar menghancurkan hati lainnya berdatangan satu-persatu, disaat saya harus kuat sendirian menemani Anak-anak saat Papanya mereka ngantor. Dibenak selalu tertanam bahwa kami "sendirian". 

Saya berusaha bertahan dengan dua kaki ini, berusaha tetap waras di tengah gelombang emosi duka yang belum selesai. Saya tahu, suatu saat nanti, saya harus benar-benar menumpahkan semua kesakitan yang dikarenakan kehilangan ini. Mungkin akan terjadi jika saya mudik dan nyekar ke makam, entahlah sepertinya semua akan meledak disana.

Sekedar pelukan dan "puk-puk-an" akan sangat berarti di saat seperti itu, Si cikal (7yo) yang selalu standby ada untuk peluk Mamanya ini, diikuti Adeknya (3yo) yang mulai pinter hibur Mamanya juga. 

Mereka adalah sumber kekuatan yang sangat saya butuhkan, tubuh-tubuh mungil yang mempunyai hati yang besar, memberikan energi untuk saya tetap semangat membuka mata di pagi hari.


***

Menjelang akhir 2021, akhirnya.. menjadi sebuah titik balik, saya memutuskan itulah saatnya untuk bangkit, Alhamdulillah semua berkat pertolongan Allah SWT juga yang mengirimkan teman yang sebelumnya gak saya sangka akan sangat berperan terhadap proses penguatan dan kebangkitan saya secara psikis. Thanks to Dian Noviany, salah seorang Teman dengan karakter menginspirasi, dari awal saya mengenalnya kurang lebih sepuluh tahun silam, saat kami masih sama-sama merupakan Karyawati sebuah Bank Syariah di Jakarta.

"Dear Di.. gue pengen peluk lo banget Di, pengen ngucapin makasih, dan bisikin kalau apapun yang lo hadapi, di Negara manapun lo berada saat itu, seandainya itu sangat challenging buat lo, lo harus tetap kuat. Karena lo pun udah bikin gue sekuat ini, gw yakin lo lebih kuat lagi. Allah SWT selalu beserta lo ya Di, lindungi lo selalu. Bahagia selalu Dian sekeluarga ya, Amiiin"

Proses bangkit pun memang gak mudah, tapi hidup seolah memberi tahu saya bahwa ini bukanlah akhir, kami masih harus bertahan, harus bisa selesaikan ujian di level ini, supaya bisa segera naik level/kelas. Semua tidak lepas dari keberadaan Keluarga Garut yang selalu support, as always. Merekalah yang selalu jadi harapan terakhir disaat kami buntu setelah semua usaha yang sudah dilakukan.

Pandemi sebenarnya tidak menghancurkan kami secara finansial, namun qodarullah ada hal diluar kuasa kami dan benar-benar meluluhlantahkan benteng pertahanan kami. Kami diuji untuk lebih kuat dengan harus menghadapi semuanya sendiri dulu.

Di titik kami bisa "bernapas" lagi walau masih tersengal-sengal, hal-hal baik berdatangan satu persatu. Walau prosesnya lambat tapi gak ada alasan untuk gak bersyukur karena "cahaya" itu semakin terlihat, jalan semakin terang dan itu yang menguatkan langkah untuk tetap maju hingga akhir.

2021 adalah tahun yang super challenging, banyak pembelajaran baru yang lebih dahsyat dari tahun-tahun sebelumnya. Semakin terbuka lebar "mata hati" ini kalau sebuah relationship apapun butuh kekuatan yang tidak melulu uang atau materi, justru hal-hal detail yang seringkali dianggap "nothing" itulah yang diperlukan untuk memberikan warna dan sparkle yang akan dan bisa menjaga "rasa".

2021 sangat mengajarkan bahwa saya masih punya orang-orang hebat di sekitar saya, yang ada dengan positive vibes-nya. Sekaligus mengingatkan kalau gak perlu punya teman kebanyakan, jumlah bukanlah jaminan, ada saatnya melakukan "declutering" pertemanan.

2021 membentuk diri saya yang baru, yang semoga kedepannya bisa lebih dewasa lagi, baik dari segi sikap juga emosi.

2021 adalah satu lagi Universitas kehidupan yang sejatinya harus membuat saya lebih cerdas di berbagai aspek. Tidak ada alasan untuk tidak bersyukur, 2021 dengan segala warna-warninya, terima kasih atas perjalanan satu tahun ini.


***

2022.. Here we go, Bismillah!

Untuk semua yang sedang dan akan dihadapi di depan sana, Insya Allah saya, kami, siap. Mari menjejak dan mengukir sejarah di tahun ini, di umur yang semakin bertambah ini, dengan dan atas izinNya. 

Untuk saya dan Suami, ini akan menjadi titik awal yang baru lagi dalam memulai semua yang Insya Allah baik dan lebih baik lagi.

This is Us 3.0

Bring it ON!

You Might Also Like

1 komentar

  1. Banyak banget kenangan di tahun 2021, lengkap juga kesedihan dan kebahagiaan. Semoga tahun 2021 menjadi pengalaman buat kita agar di tahun ini lebih baik lagi.

    ReplyDelete

Terima kasih telah berkunjung dan berkomentar dengan baik TANPA link hidup di kolom komentar. Dan cukup pakai Url blog saja ya teman-teman di ID namanya.

Part Of Author

Part Of Author
Buku Antologi Pertama & Kedua

My Voice Over Here (BTS Dubbing)

Like us on Facebook

Subscribe