Tentang 2017 dan HP Uwa
Sunday, January 01, 2017
Akhirnya tiba di hari pertama di tahun 2017, masih berasa euforia pergantian tahun baru semalam, jadi bikin saya betah membuat tulisan yang "menye-menye". Tapi ini curhatan yang jarang saya utarakan dalam sebuah tulisan seperti ini, setelah sebelumnya saya sempat menulis tentang beberapa harapan di tahun baru ini.
Baca juga : Kilas Balik 2016 dan Resolusi 2017
2017, saatnya move on ke harapan dan semangat yang baru, walaupun ada guratan kegelisahan akan usia yang kian bertambah dengan seiring waktu berjalan. Takut tua? Bukan, tapi agak ngeri juga kalau misal semakin bertambah usia tapi secara pribadi saya gak nambah dewasa. Harapannya kan bisa lebih baik lagi ya.
Baca juga : Kilas Balik 2016 dan Resolusi 2017
2017, saatnya move on ke harapan dan semangat yang baru, walaupun ada guratan kegelisahan akan usia yang kian bertambah dengan seiring waktu berjalan. Takut tua? Bukan, tapi agak ngeri juga kalau misal semakin bertambah usia tapi secara pribadi saya gak nambah dewasa. Harapannya kan bisa lebih baik lagi ya.
Ngomongin berbuat baik, jadi inget sesuatu. Gak maksud ngungkit-ngungkit kebaikan diri sendiri yang belum tentu baik di mata Allah Swt., tapi emang sekarang saya sedang kepikiran sesuatu aja. Jadi kan yang selama ini bantu saya jagain Alfath itu Uwa saya, alias eyangnya Alfath (kakak Mama saya). Mengingat kebaikan uwa selama ini, setahun lalu akhirnya saya dan suami berinisiatif untuk memberikan uwa hadiah berupa handphone.
Bukan handphone mahal, hanya HP murah yang fungsinya benar-benar untuk telponan dan SMSan, ada kameranya walau VGA, radio dan MP3-nya juga, lumayan lah ya buat hiburan uwa dan pengobat rindu kalau uwa kangen anak cucunya di kampung. Uwa bilang akan menjaga HP itu baik-baik supaya gak rusak, tapi yang namanya elektronik buatan manusia, gak mungkin kalau gak rusak. HP uwa akhirnya susah dipakai entah kenapa.
Di cek suami sih katanya setiap charging powernya gak penuh-penuh, sampai suami saya beliin baterai baru, ternyata gak berpengaruh. Ujung-ujungnya dibawa ke service store, katanya ada komponen yang memang rusak. Huuuft, kasian uwa jadi gak ada hiburan lagi.
Walau uwa bilang "gak apa-apa", tapi kami yakin uwa sedih, akses komunikasinya selama ini jadi terputus gitu aja, huhu, saat ini HP memang menjadi kebutuhan krusial setiap orang ya kayaknya. Dulu, yang menjadi salah satu alasan kami membelikan HP buat Uwa, supaya kami dapat dengan mudah menghubungi uwa di rumah saat kami di Kantor, bisa nanya-nanya kondisi rumah dan terutama kondisi anak kami. Biasanya kami telpon uwa, karena uwa belum bisa buka SMS cuma bisa telponan dan sesekali selfie dengan kamera belakang (HP uwa gak ada kamera depannya), hihi, lucu deh Uwa.
Saya dan suami bingung, kira-kira mau service HPnya Uwa atau beliin yang baru aja sekalian? Yang penting bisa berfungsi dan menggantikan HP yang sekarang rusak.
Semoga uwa sabar nih nunggu saya dan suami cari HP barunya, soalnya kami sama-sama suka sibuk kemudian lupa kalau harus nyari HP. Karena pulang kerja selalu malam dan keburu capek. Mungkin kalau emang gak sempet nyari ke ITC, saya akan cari online aja, biar sekalian sambil buka komputer di kantor.
Saya gak tahu gimana keluarga kecil saya tanpa bantuan uwa, gak akan pernah cukup waktu untuk saya dan suami berterimakasih. Uwa sudah menjadi Mama buat saya dan suami, juga eyangnya Alfath. Sekedar memberikan hadiah kecil tidak akan menggantikan kebaikannya selama ini.
Semogaaa Uwa tetap sehat, tetap kuat, saya dan suami pun semoga terus sehat dan semangat menjemput rezeki supaya semakin dapat membahagiakan saudara dan keluarga. Amiiin Ya Rabb.
Keberadaan orang yang membantu kita dirumah adalah suatu berkah tersendiri. Mengingat betapa susahnya mencari orang yang dapat menjadi teman, yang sekaligus dapat menjaga anak kita saat kita tinggal kerja. Mengasuh anak tentu bukan hal sederhana, banyak sekali hal krusial yang menjadi penentu si anak di masa depan. Hal ini menjadi salah satu pertimbangan saya mengapa lebih nyaman dengan keluarga sendiri ketimbang orang lain. Tapi, tentu saya mengerti, setelah mengalami sendiri gimana susahnya nyari "pengasuh anak" yang sesuai harapan. Tidak semuanya jelek, banyak juga pengasuh yang terbukti baik dan bahkan sudah menjadi bagian dari keluarga itu. Nyari yang seperti itu sangat PR banget.
Juga, menjadi tugas yang tidak mudah bagi kita membuat siapapun yang membantu kita di rumah supaya betah dan menganggap kita selayaknya keluarga sendiri, mengingat banyak kejadian tidak menyenangkan yang kian marak dan sering saya lihat beritanya akhir-akhir ini, hiks. Alhamdulillah banget deh punya Uwa, yang selalu menguatkan dan memberi saya semangat saat bekerja, dan menyambut saya dengan senyum saat pulang. Jadi, saya tambah resolusi ya tahun 2017 ini, ingin lebih membahagiakan keluarga dan semua orang yang mencintai keluarga saya selama ini, baik secara materi maupun non materi. Insya Allah.
Terima kasih ya Wa, sehat selaluuuuu. *kiss*
Keberadaan orang yang membantu kita dirumah adalah suatu berkah tersendiri. Mengingat betapa susahnya mencari orang yang dapat menjadi teman, yang sekaligus dapat menjaga anak kita saat kita tinggal kerja. Mengasuh anak tentu bukan hal sederhana, banyak sekali hal krusial yang menjadi penentu si anak di masa depan. Hal ini menjadi salah satu pertimbangan saya mengapa lebih nyaman dengan keluarga sendiri ketimbang orang lain. Tapi, tentu saya mengerti, setelah mengalami sendiri gimana susahnya nyari "pengasuh anak" yang sesuai harapan. Tidak semuanya jelek, banyak juga pengasuh yang terbukti baik dan bahkan sudah menjadi bagian dari keluarga itu. Nyari yang seperti itu sangat PR banget.
Juga, menjadi tugas yang tidak mudah bagi kita membuat siapapun yang membantu kita di rumah supaya betah dan menganggap kita selayaknya keluarga sendiri, mengingat banyak kejadian tidak menyenangkan yang kian marak dan sering saya lihat beritanya akhir-akhir ini, hiks. Alhamdulillah banget deh punya Uwa, yang selalu menguatkan dan memberi saya semangat saat bekerja, dan menyambut saya dengan senyum saat pulang. Jadi, saya tambah resolusi ya tahun 2017 ini, ingin lebih membahagiakan keluarga dan semua orang yang mencintai keluarga saya selama ini, baik secara materi maupun non materi. Insya Allah.
Terima kasih ya Wa, sehat selaluuuuu. *kiss*
3 komentar
punya saudara atau tetangga yg bisa bantuin ngasuh plus cocok sama kita itu emang REZEKI bgt teh benerrrr
ReplyDeleteNah, itu. Saya juga gak khawatir dengan semakin bertambahnya usia di tahun baru ini, apakah akan semakin dewasa atau sebaliknya. Salam buat uwa ya, kak. Semoga keluarga sehat selalu. :)
ReplyDeletesemoga di tahun 2017 ini Allah selalu memberikan kebahagiaan dan mempermudah jalan utk mencapai yg kita inginkan,, insyaAllah semua harapan bisa tercapai.. aamiin
ReplyDeleteTerima kasih telah berkunjung dan berkomentar dengan baik TANPA link hidup di kolom komentar. Dan cukup pakai Url blog saja ya teman-teman di ID namanya.