CERBUNG : PART I
Sunday, August 07, 2011"Lodi.. Ini Aku.. Sonar"
Siang itu terik, panas matahari bisa membakar sel-sel kulit sampai mati. Langkah Melodi tak tertahan karena itu, tetap bergerak maju, semakin lama derap langkahnya semakin kencang dan kencang,, kemudian dia pun berlari. Air matanya tak berhenti mengalir.
"Lodi mana Gung?" tanya Tania setengah berbisik | "Katanya masih di jalan, bentar lagi kali nyampenya Tan, sekarang kita harus gimana?" | "Ga ada, selain menunggu dan tetap berdo'a, mudah2an hal buruk itu tidak terjadi".
Lodi (sapaan akrab Melodi) terus berlari dengan nafas yang semakin pendek, akhirnya dia tiba di lobi Rumah Sakit Harapan Kita, tempat Sonar di Operasi. Matanya liar, mulut bergetar, tak sabar ingin segera melihat sosok yang setengah mati mencintainya, tapi tak pernah dia hiraukan. Dalam hati, Lodi terus berkata "Tuhan, kasih kami waktu lebih lama, aku ingin dia tahu.. perasaanku sebenarnya..."
Tim dokter keluar dari ruang operasi, dan dr.Arya sebagai Pimpinan dari Tim dokter tersebut langsung menghampiri Agung dan Tania, yang sedari tadi setia menunggu di ruang tunggu, dengan hati penuh harap sekaligus cemas. Agung dan Tania terkesiap berdiri, "Gimana dok, Sonar gimana? Operasinya berhasil kan?" | "Serpihan kaca dari kecelakaan itu tepat mengenai jantung dari si pasien, dalam waktu yang cukup lama, kami sebagai Tim medis akhirnya berhasil mencabut serpihan-serpihan kaca itu, tapi walaupun begitu, ma'af.. nyawa Sonar tetap tak tertolong, sekali lagi ma'af, kami sudah melakukan yang terbaik yang kami bisa.." | Agung dan Tania sama sekali tidak menanggapi penjelasan dokter, setelah terdiam beberapa menit, mereka akhirnya berpelukan dan menangis. Ini tidak mungkin.. Tidak mungkin.. Lodi dimana?
"Guuung, Taniaaa... mana Sonar? gimana operasi nya??" Lodi langsung menghampiri kedua sahabatnya itu dengan langkah terseret-seret karena lelah setelah perjuangan dia berlari dari kampus ke Rumah Sakit. Tapi pertanyaannya tak urung mendapat jawaban, Agung dan Tania hanya diam dan masih tetap menangis. "Gung, ,Tan.. mana Sonaaar, gw pengen tau kondisinya? operasinya berhasil kan?" | Akhirnya Agung memberanikan diri bersuara "lu terlambat lod, lu terlambat.. Sonar sudah ga ada.. Operasinya sukses, tapi dia terlalu kehilangan banyak darah dan serpihan kaca itu tepat mengenai jantungnya.. Dia ngga bertahan.. dia sudah ga ada lod.." | "maksudnya apa gung sonar udah ga ada? jangan bilang kalau dia meninggal? itu ga mungkin.. ga mungkin!!!" | "Sonar udah pergi lod, gw sama Tania pun sama kaget nya, tapi kita harus tabah, ini jalan hidup" | "apa maksudnya jalan hidup? dia bahkan belum tau isi hati gue gung, engga.. gw ga percaya!! mana sonaar? Sonaaar.." | Lodi memanggil manggil Sonar sambil berlari menuju ruang operasi yang kini sudah kosong. "Sonar sudah dibawa keruang jenazah lod, keluarga nya sedang menuju kesini, lu tabah ya, ini memang sulit dipercaya.."
Lodi tertegun di ruang jenazah, tepat di depannya Sonar terbaring terbujur kaku. "Sonar ini gw datang, Sonar ini gw.. Melodi.. Sonar, bangunlah.. gw tau lu cuma bercanda dan mau nakut2in gw aja kan, bangunlah.. tadi pagi lu bilang lu mau tau isi hati gw yang sebenarnya kan? gw datang buat kasihtau lu Son, tapi gw mohon lu banguuuun... tolooong bangunlaah.." Airmata lodi yang sama sekali tidak juga berhenti, tidak mendapat respon apapun dari Sonar. Dia telah pergi.. Lodi terus memanggil sonar supaya bangun, tapi semakin dia memanggil, semakin kaku tubuh Sonar. Tiba-tiba lodi melihat tubuh sonar berubah menguning, bukan hanya itu.. tembok dan semua yang ada disekitar ruang jenazah itu pun menjadi kuning, Lodi memutar pandangan dan tak lama dari itu yang dia lihat hanya satu warna, gelap. Lodi Pingsan..
Bersambung...
"KuGy" Jkt, August 07 2011
Siang itu terik, panas matahari bisa membakar sel-sel kulit sampai mati. Langkah Melodi tak tertahan karena itu, tetap bergerak maju, semakin lama derap langkahnya semakin kencang dan kencang,, kemudian dia pun berlari. Air matanya tak berhenti mengalir.
"Lodi mana Gung?" tanya Tania setengah berbisik | "Katanya masih di jalan, bentar lagi kali nyampenya Tan, sekarang kita harus gimana?" | "Ga ada, selain menunggu dan tetap berdo'a, mudah2an hal buruk itu tidak terjadi".
Lodi (sapaan akrab Melodi) terus berlari dengan nafas yang semakin pendek, akhirnya dia tiba di lobi Rumah Sakit Harapan Kita, tempat Sonar di Operasi. Matanya liar, mulut bergetar, tak sabar ingin segera melihat sosok yang setengah mati mencintainya, tapi tak pernah dia hiraukan. Dalam hati, Lodi terus berkata "Tuhan, kasih kami waktu lebih lama, aku ingin dia tahu.. perasaanku sebenarnya..."
Tim dokter keluar dari ruang operasi, dan dr.Arya sebagai Pimpinan dari Tim dokter tersebut langsung menghampiri Agung dan Tania, yang sedari tadi setia menunggu di ruang tunggu, dengan hati penuh harap sekaligus cemas. Agung dan Tania terkesiap berdiri, "Gimana dok, Sonar gimana? Operasinya berhasil kan?" | "Serpihan kaca dari kecelakaan itu tepat mengenai jantung dari si pasien, dalam waktu yang cukup lama, kami sebagai Tim medis akhirnya berhasil mencabut serpihan-serpihan kaca itu, tapi walaupun begitu, ma'af.. nyawa Sonar tetap tak tertolong, sekali lagi ma'af, kami sudah melakukan yang terbaik yang kami bisa.." | Agung dan Tania sama sekali tidak menanggapi penjelasan dokter, setelah terdiam beberapa menit, mereka akhirnya berpelukan dan menangis. Ini tidak mungkin.. Tidak mungkin.. Lodi dimana?
"Guuung, Taniaaa... mana Sonar? gimana operasi nya??" Lodi langsung menghampiri kedua sahabatnya itu dengan langkah terseret-seret karena lelah setelah perjuangan dia berlari dari kampus ke Rumah Sakit. Tapi pertanyaannya tak urung mendapat jawaban, Agung dan Tania hanya diam dan masih tetap menangis. "Gung, ,Tan.. mana Sonaaar, gw pengen tau kondisinya? operasinya berhasil kan?" | Akhirnya Agung memberanikan diri bersuara "lu terlambat lod, lu terlambat.. Sonar sudah ga ada.. Operasinya sukses, tapi dia terlalu kehilangan banyak darah dan serpihan kaca itu tepat mengenai jantungnya.. Dia ngga bertahan.. dia sudah ga ada lod.." | "maksudnya apa gung sonar udah ga ada? jangan bilang kalau dia meninggal? itu ga mungkin.. ga mungkin!!!" | "Sonar udah pergi lod, gw sama Tania pun sama kaget nya, tapi kita harus tabah, ini jalan hidup" | "apa maksudnya jalan hidup? dia bahkan belum tau isi hati gue gung, engga.. gw ga percaya!! mana sonaar? Sonaaar.." | Lodi memanggil manggil Sonar sambil berlari menuju ruang operasi yang kini sudah kosong. "Sonar sudah dibawa keruang jenazah lod, keluarga nya sedang menuju kesini, lu tabah ya, ini memang sulit dipercaya.."
Lodi tertegun di ruang jenazah, tepat di depannya Sonar terbaring terbujur kaku. "Sonar ini gw datang, Sonar ini gw.. Melodi.. Sonar, bangunlah.. gw tau lu cuma bercanda dan mau nakut2in gw aja kan, bangunlah.. tadi pagi lu bilang lu mau tau isi hati gw yang sebenarnya kan? gw datang buat kasihtau lu Son, tapi gw mohon lu banguuuun... tolooong bangunlaah.." Airmata lodi yang sama sekali tidak juga berhenti, tidak mendapat respon apapun dari Sonar. Dia telah pergi.. Lodi terus memanggil sonar supaya bangun, tapi semakin dia memanggil, semakin kaku tubuh Sonar. Tiba-tiba lodi melihat tubuh sonar berubah menguning, bukan hanya itu.. tembok dan semua yang ada disekitar ruang jenazah itu pun menjadi kuning, Lodi memutar pandangan dan tak lama dari itu yang dia lihat hanya satu warna, gelap. Lodi Pingsan..
Bersambung...
"KuGy" Jkt, August 07 2011
0 komentar
Terima kasih telah berkunjung dan berkomentar dengan baik TANPA link hidup di kolom komentar. Dan cukup pakai Url blog saja ya teman-teman di ID namanya.